Ratusan penduduk menyerang tanah kosong di kawasan jalan bangau menurut jenisnya, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4). Ia bukan tanpa alasan, di lokasi tersebut ditemukan bongkahan-bongkahan batu alam yang menyedot perhatian kekasih akik.
Ia tidak hanya dari Jakarta Selatan, warga Bekasi, Tangerang Ciganjur Desa, bahkan mengunjungi situs lengkap dengan palu dan linggis yang akan digunakan untuk menggali tanah dan harapan bahwa batu alam yang jarang ditemukan.
Bagi pencinta akik, batu akan dijadikan sebagai sebuah batu ring atau hiasan lainnya.
Penduduk Setempat ini didukung penuh oleh Eki (46) mengatakan bahwa tanah kosong sebelum waktu itu pernah berdiri sebuah rumah bagi seseorang dari etnis tertentu.
"Ini adalah sama yang memiliki sebuah rumah dengan batu dijadiin ornamen taman dan juga membuat pelindung. Air selokan seperti cek-di taman nasional," kata ini didukung penuh oleh Eki ketika ia bertemu di lokasi tersebut.
Seiring dengan waktu, tanah tersebut akhirnya dibeli oleh negara. Setelah mengubah tangan pemilik tanah, yang sebelumnya telah hancur.
"Setelah dirobohin yauda diantepin (kiri) aja. Jadi dengan batu ia juga dibiarin ampe puluhan tahun. Mungkin ada secara unik. Usia batu selama puluhan tahun sobat," katanya.
Ini didukung penuh oleh Eki juga menjelaskan bahwa lokasi asal telah dikenal oleh orang telah didiami orang fosil puluhan tahun batu alam.
"Pada awalnya, ada supir truk, melalui terus beristirahat di sini (tanah). Jadi pas, dia untuk perhentian tanah liat batu yang menyenangkan. Waktu untuk menyenangkan, ia aku batu yang telah digunakan digunain untuk dekorasi. Dari situ dan kenyamanan menembus," katanya.
"Sekarang hampir setiap hari di dateng aku ke mari," katanya.
Salah satu batu alam menyukai, Reza Fahrany (35 ) membuktikan batu alam yang mendiami tanah.
Memprediksikan bahwa ada "Ya. Tidak ada batu biasa dijadiin mengada-adakan nada. Ada beberapa jenis amethyst kain ungu muda," katanya.
Reza menambahkan jenis stramonium biru datang dari Yunani.
"Setelah batu-raja Yunani sebagai perhiasan," tutup Reza.
bnb:
Akik penemuan asal usul di Cilandak
Ratusan penduduk menyerang tanah kosong di kawasan jalan bangau menurut jenisnya, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (24/4). Ia bukan tanpa alasan, di lokasi tersebut ditemukan bongkahan-bongkahan batu alam yang menyedot perhatian kekasih akik.
Ia tidak hanya dari Jakarta Selatan, warga Bekasi, Tangerang Ciganjur Desa, bahkan mengunjungi situs lengkap dengan palu dan linggis yang akan digunakan untuk menggali tanah dan harapan bahwa batu alam yang jarang ditemukan.
Bagi pencinta akik, batu akan dijadikan sebagai sebuah batu ring atau hiasan lainnya.
Penduduk Setempat ini didukung penuh oleh Eki (46) mengatakan bahwa tanah kosong sebelum waktu itu pernah berdiri sebuah rumah bagi seseorang dari etnis tertentu.
"Ini adalah sama yang memiliki sebuah rumah dengan batu dijadiin ornamen taman dan juga membuat pelindung. Air selokan seperti cek-di taman nasional," kata ini didukung penuh oleh Eki ketika ia bertemu di lokasi tersebut.
Seiring dengan waktu, tanah tersebut akhirnya dibeli oleh negara. Setelah mengubah tangan pemilik tanah, yang sebelumnya telah hancur.
"Setelah dirobohin yauda diantepin (kiri) aja. Jadi dengan batu ia juga dibiarin ampe puluhan tahun. Mungkin ada secara unik. Usia batu selama puluhan tahun sobat," katanya.
Ini didukung penuh oleh Eki juga menjelaskan bahwa lokasi asal telah dikenal oleh orang telah didiami orang fosil puluhan tahun batu alam.
"Pada awalnya, ada supir truk, melalui terus beristirahat di sini (tanah). Jadi pas, dia untuk perhentian tanah liat batu yang menyenangkan. Waktu untuk menyenangkan, ia aku batu yang telah digunakan digunain untuk dekorasi. Dari situ dan kenyamanan menembus," katanya.
"Sekarang hampir setiap hari di dateng aku ke mari," katanya.
Salah satu batu alam menyukai, Reza Fahrany (35 ) membuktikan batu alam yang mendiami tanah.
Memprediksikan bahwa ada "Ya. Tidak ada batu biasa dijadiin mengada-adakan nada. Ada beberapa jenis amethyst kain ungu muda," katanya.
Reza menambahkan jenis stramonium biru datang dari Yunani.
"Setelah batu-raja Yunani sebagai perhiasan," tutup Reza.
No comments:
Post a Comment